Jumat, 30 Mei 2014

perkembangan bayi



A.     Tangisan Bayi
Sebagian besar bayi menggunakan waktunnya untuk tidur, waktu yang sebagiaan lagi digunakan untuk menyusu dan mengatakan keinginannya dengan cara menagis. Ternyata tangisan itu juga berlainan, ada yang seakan-akan bersemangat ada yang seakan-akan lesu. Tafsiran tentang “tangisan pertama” banyak menjadi pembicaraan para ilmuan.
1.    Imanuel Kant
Kant mengemukakan pendapatnya secara filosofis. Ia menfsirkan tangis itu sebagai protes rohaniah manusia terhadap belenggu kepancainderaan yang dideritannya.
2.    Sigmund Freud
Freud dan beberapa ahli psikoanalisis lain menafsirkan tangis itu sebagai suatu pernyataan ingin kembali ke alam embrio, alam yang digambarkan sebagai alam yang tenang, hangat dan memberi rasa aman.
3.    Dr. Sis Heyster
Heyster searang ahli kesehatan. Ia menaggapi kedua pendapat tokoh di atas itu sebagai pandangan yang fantastis dan subjektif. Anak yang baru lahir bukanlah otomat yang hanya dapat mengadakan reaksi refleksi. Menurut Heyster, tengisan ituadalah tanda bahwa ia bereaksi yang disebabkan oleh dorongan yang datang dari dalam diri sendiri.

Ketika bayi dilahirkan tidak menangis justru dokter dan bidan akan khawatir jika bayi itu telah meninggal, tetapi ketika bayi itu menagis makan semua akan lega. Maka tangisan pertama bayi mempunyai arti yang khusus yaitu menjalankan alat pernafasan.


B.     Perkembangan Masa Bayi
Beberapa keterampilan yang merupakan perkembangan yang ada pada masa bayi adalah sebagai berikut :
1.    Mampu makan makanan padat
Sejak kelahiran atau usia 4-5 bulan semua pola makan adalah dalam bentuk menghisap dan menelan. Pada tahun kedua cukup sulit bagi untuk meyesuaikan diri dengan makanan padat karena terbiasa makan makanan dalam bentuk cair.
2.    Mampu mengatur buang air kecil dan besar
Pengendalian kontrol buang air besar rata-rata mulai pada usia 6 bulan, sedangkan untuk buang air kecil mulai usia 15-16 bulan.
3.    Mampu berjalan
Masa bayi berlangsung kurang lebih satu setengah tahun lamanya. Masa ini penuh dengan latihan-latihan dan banyak kemajuan yang dapat dicapai lainnya. Seperti yang telah dijelaskan pada perkembangan motorik bayi di atas.
4.    Mampu berbicara.
Berbicara merupakan sarana berkomunikasi. Ada beberapa cara bayi berkomunikasi antara lain yaitu :
Ø Menangis
Menangis adalah salah satu cara pertama bayi berkomunikasi dengan dunia pada umumnya, meskipun orang tidak selalu tepat menafsirkan apa yang hendak disampaikan oleh bayi tetapi tangisan menandakan bahwa bayi berusaha untuk berkomunikasi.
Ø Berceloteh
Dengan berkembangnya mekanisme suara bayi, ia akan mengeluarkan sejumlah ocehan. Pada usia 6 bulan sebagian besar bayi dapat menggabungkan hurup hidup tertentu dengan bunyi-bunyi huruf mati seperti ma_ma.
Ø Isyarat
Bayi menggunakan gerakan isyarat sebagai pengganti bicara, bukan sebagai pelengkap pembicaraan seperti yang dilakukan anak remaja.

Ø Ungkapan-ungkapan emosi
Tidak diragukan lagi bentuk prabicara yang paling efektif adalah ungkapan emosi. Hal ini disebabkan karena tidak ada yang lebih ekspresif dari pada isyarat-isyarat wajah yang oleh bayi digunakan untuk mengatakan keadaan emosinya kepada orang lain.

C.     Perkembangan Fisik, Motorik dan Emosi Bayi
1.    Perkembangan Fisik Bayi
a.    Pertambahan berat dan tinggi badan
Selama 6 bulan pertama sejak berakhirnya masa neonatal, pertumbuhan berlangsung dengan pesat. Pertambahan berat badan pada tahun pertama kurang lebih 100 sampai 200 prosen, sedangkan untuk tinggi badan sekitar 100 prosen. Pada tahun kedua pertambahan tinggi badan sekitar 20 prosen.
b.    Perubahan proporsi tubuh
Pada masa ini bayi mengalami perubahan proporsi tubuh. Pertumbuhan kepala lebih lambat dibanding pertumbuhan badan, kaki, dan lengan.
c.     Pertumbuhan gigi
Gigi pertama bayi timbul pada usia 6 sampai 8 bulan. Pada umumnya gigi depan bagian bawah tumbuh lebih dahulu. Pada usia tahun pada umumnya bayi memiliki 4 sampai 6 gigi. Dan pada akhir masa bayi, gigi telah keluar semua (16 buah).

2.    Perkembangan Motorik Bayi
Bayi sehat dengan tempo perkembangan yang sedang pada umumnya mengalami perkembangan motorik sebagai berikut (Zulkifli, 1992 : 27 – 28 dan Syamsu Yusuf, 2004 : 152).
a.    Usia 1 bulan : gerakan global ;
b.    Usia 2 bulan : menggerakkan / memutar kepala ;
c.    Usia 3 bulan : belajar membalikkan badan ;
d.   Usia 4 bulan : tengkurep dengan mendongakkan kepala ;
e.    Usia 5 bulan : tengkurep dengan mendongakkan kepala dan mencoba mengangkat dada dengan menopangkan kaki dan tangannya ;
f.     Usia 6 bulan : belajar menggerakkan badan ke depan ;
g.    Usia 7 bulan : belajar duduk ;
h.    Usia 8 bulan : belajar berdiri dengan bantuan orang lain ;
i.      Usia 9 bulan : dapat berdiri sendiri dengan berpegangan pada sisi meja / kursi ;
j.       Usia 10 bulan : dapat merangkak ;
k.    Usia 11 bulan : dapat berdiri sendiri ;
l.      Usia 12 bulan : mulai dapat berjalan ;
m.  Usia 18 bulan : dapat berjalan dengan baik, menaiki kursi atau tangga ;
n.    Usia 24 bulan : dapat naik turun tangga dan berlari.

3.    Perkembangan Emosi Bayi
Emosi bayi berkembang dari bentuknya yang sangat sederhana, yang dimiliki sejak lahir, menjadi bentuk-bentuk emosi yang terarah sesuai dengan situasi atau perangsang yang datang. Adapun tahap-tahp perkembangan emosi bayi (Syamsu Yunus, 2004 : 156 – 157) adalah sebagai berikut :

a.    Usia 0 – 8 minggu
Emosi bayi berhubungan dengan keadaan jasmaninya. Misalnya dia selalu tersenyum bila kenyang, nyaman, dan hangat, sebaliknya dia menangis bila lapar, haus, sakit, dan kedinginan.

b.    Usia 8 minggu sampai 1 tahun
Pada usia ini perasaan kejiwaan telah berkembang. Anak akan merasa senang  bila melihat mainan yang ada di dekatnya atau melihat ibunya. Sebaliknya dia merasa tidak senang (menangis) bila menghadapi benda, situasi, dan orang-orang yang tidak dikenalnya.


c.    Usia 1 sampai 2 tahun
Ø Emosi bayi sudah terarah pada sesuatu.
Ø Seiring dengan perkembangan bahasa, bayi mulai menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa.
Ø Sifat-sifat emosi bayi pada masa ini labil dan dangkal


D.     Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Perilaku Bayi
Terdapat beberapa faktor dari lingkungan keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan bayi, antara lain:
1.    Konsep anak impian
Anak akan mengikuti orang tua dan saudara-saudaranya dalam hal penampilan dan perilakunya.
2.    Kekhawatiran orang tua
Jika orang tua terlalu khawatir tidak dapat merawat bayinya, maka anak akan lebih suka menangis karena merasa tidak nyaman.
3.    Cara mendidik anak
Mendidik anak dengan cara lembut ataupun keras akan menpengaruhi perkembangan anak.
4.    Ibu yang bekerja
Jika ibu bekerja di luar rumah, maka hubungan anak dengan orang tua akan tidak erat lagi.
5.    Ibu yang terlampau sibuk
Jika ibu terlalu banyak pekerjaan maka anak akan menjadi pelampiasan kemarahan ibu, karena terlalu letih dengan pekerjaannya.
6.    Lahirnya adik
Kelahiran saudara baru dapat menyebabkan bayi merasa dikucilkan dan diabaikan, jadi bayi menjadi lebih rewel dari biasanya.



7.    Hubungan dengan kakak
Saudara yang lebih tua menganggap adiknya sebagai gangguan karena mereka tidak boleh ribut ketika adiknya sedang tidur.
8.    Anggota-anggota keluarga tetentu yang lebih disukai
Biasanya bayi merasa ada saingan lain yang lebih diperhatikan oleh orang tuanya, dibandingkan memperhatikannya.

E.     Bahaya Pada Masa Bayi
Karena bayi merupakan dasar, maka masa itu khususnya merupakan masa berbahaya. Bahaya fisik yang dialami bayi biasanya :
1.    Penyakit
Penyakit biasanya turun dari orang tuanya atau bisa juga dari lingkungan yang tidak sehat untuk sang bayi.
2.    Kecelakaan
Biasanya terjadi pada tahun ke2 karena anak telah mulai lebih aktif, sedangkan orang tuanya tidak terlalu memperhatikan, bisa jadi anak terkena benda tajam atau anak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya.
3.    Kurangnya gizi
Hal ini disebabkan karena kurangnya makanan yang dikonsumsi sang anak.
4.    Dasar untuk menjadi gemuk
Bayi yang minum dari botol cenderung lebih gemuk daripada anak yang minum air susu ibu, sehingga anak yang lebih berat akan lebih mudah menderita sakit gula dan sakit jantung pada dewasa nanti.
5.    Kebiasaan fisiologis
Kebiasaan fisiologis antara lain : kebiasaan makan, kebiasaan tidur, dan kebiasaan pembuangan.
Jika kebiasaan masa bayi masih dilakukakan hingga dewasa maka perkembangan anak akan tidak baik.



F.      Sebab-Sebab Ketidakbahagiaan Bayi
1.    Kesehatan yang buruk
Bayi memiliki kesehatan yang buruk, maka mereka cenderung rewel dan mudah marah.
2.    Tumbuhnya gigi
Tumbuhnya gigi adakalanya sakit pada situasi ini bayi akan lebih rewel dan negativistik.
3.    Keinginan mandiri
Kebanyakan bayi menolak bantuan orang lain saat ingin mandiri. Tetapi orang tua kadang tidak peka sehingga ia bersikap mogok dengan marah.
4.    Meningkatnya kebutuhan kasih sayang
Bayi menghendaki perhatian lebih banyak, tetapi jika tidak terpenuhi maka bayi merasa tidak dicintai oleh orang tuanya.
5.    Kecewa dengan peran orang tua
Karena orang tua terlalu mengagungkan perannya, maka anak merasa tidak nyaman pada tahun kedua. Kekecewaan diungkapkan dalam kurang hangatnya hubungan dengan bayi.
6.    Permulaan disiplin
Setelah bayi berumur 1 tahun banyak orang tua yang mengangap waktunya anak untuk disiplin. Tetapi anak tidak menganggap demikian. Justru anak menganggap tidak mendapat kasih sayang.
7.    Penganiayaan anak
Jika penanaman disiplin dilakukan dengan menerapkan hukuman badan maka anak akan ketakutan dengan siksaan.
8.    Meningkatnya kebencian antarsaudara
Dalam keluarga besar biasanya bayi diserahkan kepada kakaknya, sedang bayi merasa jika kakanya tidak menyukainya. Karena lebih di sayang oleh orang tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll