A.
Tangisan
Bayi
Sebagian besar bayi menggunakan waktunnya untuk tidur, waktu yang
sebagiaan lagi digunakan untuk menyusu dan mengatakan keinginannya dengan cara
menagis. Ternyata tangisan itu juga berlainan, ada yang seakan-akan bersemangat
ada yang seakan-akan lesu. Tafsiran tentang “tangisan pertama” banyak menjadi
pembicaraan para ilmuan.
1. Imanuel
Kant
Kant
mengemukakan pendapatnya secara filosofis. Ia menfsirkan tangis itu sebagai
protes rohaniah manusia terhadap belenggu kepancainderaan yang dideritannya.
2. Sigmund
Freud
Freud
dan beberapa ahli psikoanalisis lain menafsirkan tangis itu sebagai suatu pernyataan
ingin kembali ke alam embrio, alam yang digambarkan sebagai alam yang tenang,
hangat dan memberi rasa aman.
3. Dr.
Sis Heyster
Heyster
searang ahli kesehatan. Ia menaggapi kedua pendapat tokoh di atas itu sebagai
pandangan yang fantastis dan subjektif. Anak yang baru lahir bukanlah otomat
yang hanya dapat mengadakan reaksi refleksi. Menurut Heyster, tengisan
ituadalah tanda bahwa ia bereaksi yang disebabkan oleh dorongan yang datang
dari dalam diri sendiri.
Ketika
bayi dilahirkan tidak menangis justru dokter dan bidan akan khawatir jika bayi
itu telah meninggal, tetapi ketika bayi itu menagis makan semua akan lega. Maka
tangisan pertama bayi mempunyai arti yang khusus yaitu menjalankan alat
pernafasan.
B.
Perkembangan
Masa Bayi
Beberapa keterampilan yang merupakan
perkembangan yang ada pada masa bayi adalah sebagai berikut :
1. Mampu
makan makanan padat
Sejak kelahiran atau usia 4-5 bulan
semua pola makan adalah dalam bentuk menghisap dan menelan. Pada tahun kedua
cukup sulit bagi untuk meyesuaikan diri dengan makanan padat karena terbiasa
makan makanan dalam bentuk cair.
2. Mampu
mengatur buang air kecil dan besar
Pengendalian kontrol buang air
besar rata-rata mulai pada usia 6 bulan, sedangkan untuk buang air kecil mulai
usia 15-16 bulan.
3. Mampu
berjalan
Masa bayi berlangsung kurang lebih
satu setengah tahun lamanya. Masa ini penuh dengan latihan-latihan dan banyak
kemajuan yang dapat dicapai lainnya. Seperti yang telah dijelaskan pada
perkembangan motorik bayi di atas.
4. Mampu
berbicara.
Berbicara merupakan sarana
berkomunikasi. Ada beberapa cara bayi berkomunikasi antara lain yaitu :
Ø Menangis
Menangis adalah salah satu cara
pertama bayi berkomunikasi dengan dunia pada umumnya, meskipun orang tidak
selalu tepat menafsirkan apa yang hendak disampaikan oleh bayi tetapi tangisan
menandakan bahwa bayi berusaha untuk berkomunikasi.
Ø Berceloteh
Dengan berkembangnya mekanisme
suara bayi, ia akan mengeluarkan sejumlah ocehan. Pada usia 6 bulan sebagian
besar bayi dapat menggabungkan hurup hidup tertentu dengan bunyi-bunyi huruf
mati seperti ma_ma.
Ø Isyarat
Bayi menggunakan gerakan isyarat
sebagai pengganti bicara, bukan sebagai pelengkap pembicaraan seperti yang
dilakukan anak remaja.
Ø Ungkapan-ungkapan
emosi
Tidak diragukan lagi bentuk
prabicara yang paling efektif adalah ungkapan emosi. Hal ini disebabkan karena
tidak ada yang lebih ekspresif dari pada isyarat-isyarat wajah yang oleh bayi
digunakan untuk mengatakan keadaan emosinya kepada orang lain.
C.
Perkembangan Fisik, Motorik dan Emosi Bayi
1. Perkembangan
Fisik Bayi
a. Pertambahan
berat dan tinggi badan
Selama 6 bulan pertama sejak
berakhirnya masa neonatal, pertumbuhan berlangsung dengan pesat. Pertambahan berat
badan pada tahun pertama kurang lebih 100 sampai 200 prosen, sedangkan untuk
tinggi badan sekitar 100 prosen. Pada tahun kedua pertambahan tinggi badan
sekitar 20 prosen.
b. Perubahan
proporsi tubuh
Pada masa ini bayi mengalami
perubahan proporsi tubuh. Pertumbuhan kepala lebih lambat dibanding pertumbuhan
badan, kaki, dan lengan.
c.
Pertumbuhan gigi
Gigi pertama bayi timbul pada usia
6 sampai 8 bulan. Pada umumnya gigi depan bagian bawah tumbuh lebih dahulu.
Pada usia tahun pada umumnya bayi memiliki 4 sampai 6 gigi. Dan pada akhir masa
bayi, gigi telah keluar semua (16 buah).
2. Perkembangan Motorik Bayi
Bayi
sehat dengan tempo perkembangan yang sedang pada umumnya mengalami perkembangan
motorik sebagai berikut (Zulkifli, 1992 : 27 – 28 dan Syamsu Yusuf, 2004 :
152).
a. Usia
1 bulan : gerakan global ;
b. Usia
2 bulan : menggerakkan / memutar kepala ;
c. Usia
3 bulan : belajar membalikkan badan ;
d. Usia
4 bulan : tengkurep dengan mendongakkan kepala ;
e. Usia
5 bulan : tengkurep dengan mendongakkan kepala dan mencoba mengangkat dada
dengan menopangkan kaki dan tangannya ;
f. Usia
6 bulan : belajar menggerakkan badan ke depan ;
g. Usia
7 bulan : belajar duduk ;
h. Usia
8 bulan : belajar berdiri dengan bantuan orang lain ;
i. Usia
9 bulan : dapat berdiri sendiri dengan berpegangan pada sisi meja / kursi ;
j. Usia 10 bulan : dapat merangkak ;
k. Usia
11 bulan : dapat berdiri sendiri ;
l. Usia
12 bulan : mulai dapat berjalan ;
m. Usia
18 bulan : dapat berjalan dengan baik, menaiki kursi atau tangga ;
n. Usia
24 bulan : dapat naik turun tangga dan berlari.
3. Perkembangan
Emosi Bayi
Emosi
bayi berkembang dari bentuknya yang sangat sederhana, yang dimiliki sejak
lahir, menjadi bentuk-bentuk emosi yang terarah sesuai dengan situasi atau
perangsang yang datang. Adapun tahap-tahp perkembangan emosi bayi (Syamsu
Yunus, 2004 : 156 – 157) adalah sebagai berikut :
a.
Usia 0 – 8 minggu
Emosi
bayi berhubungan dengan keadaan jasmaninya. Misalnya dia selalu tersenyum bila
kenyang, nyaman, dan hangat, sebaliknya dia menangis bila lapar, haus, sakit,
dan kedinginan.
b. Usia
8 minggu sampai 1 tahun
Pada
usia ini perasaan kejiwaan telah berkembang. Anak akan merasa senang bila melihat mainan yang ada di dekatnya atau
melihat ibunya. Sebaliknya dia merasa tidak senang (menangis) bila menghadapi
benda, situasi, dan orang-orang yang tidak dikenalnya.
c. Usia
1 sampai 2 tahun
Ø
Emosi bayi sudah
terarah pada sesuatu.
Ø
Seiring dengan
perkembangan bahasa, bayi mulai menyatakan perasaannya dengan menggunakan
bahasa.
Ø Sifat-sifat
emosi bayi pada masa ini labil dan dangkal
D.
Pengaruh
Lingkungan Keluarga Terhadap Perilaku Bayi
Terdapat
beberapa faktor dari lingkungan keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan
bayi, antara lain:
1. Konsep
anak impian
Anak
akan mengikuti orang tua dan saudara-saudaranya dalam hal penampilan dan perilakunya.
2. Kekhawatiran
orang tua
Jika
orang tua terlalu khawatir tidak dapat merawat bayinya, maka anak akan lebih
suka menangis karena merasa tidak nyaman.
3. Cara
mendidik anak
Mendidik
anak dengan cara lembut ataupun keras akan menpengaruhi perkembangan anak.
4. Ibu
yang bekerja
Jika
ibu bekerja di luar rumah, maka hubungan anak dengan orang tua akan tidak erat
lagi.
5. Ibu
yang terlampau sibuk
Jika
ibu terlalu banyak pekerjaan maka anak akan menjadi pelampiasan kemarahan ibu,
karena terlalu letih dengan pekerjaannya.
6. Lahirnya
adik
Kelahiran
saudara baru dapat menyebabkan bayi merasa dikucilkan dan diabaikan, jadi bayi
menjadi lebih rewel dari biasanya.
7. Hubungan
dengan kakak
Saudara
yang lebih tua menganggap adiknya sebagai gangguan karena mereka tidak boleh
ribut ketika adiknya sedang tidur.
8. Anggota-anggota
keluarga tetentu yang lebih disukai
Biasanya
bayi merasa ada saingan lain yang lebih diperhatikan oleh orang tuanya,
dibandingkan memperhatikannya.
E.
Bahaya
Pada Masa Bayi
Karena bayi merupakan dasar, maka masa
itu khususnya merupakan masa berbahaya. Bahaya fisik yang dialami bayi biasanya
:
1. Penyakit
Penyakit
biasanya turun dari orang tuanya atau bisa juga dari lingkungan yang tidak
sehat untuk sang bayi.
2. Kecelakaan
Biasanya
terjadi pada tahun ke2 karena anak telah mulai lebih aktif, sedangkan orang
tuanya tidak terlalu memperhatikan, bisa jadi anak terkena benda tajam atau
anak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya.
3. Kurangnya
gizi
Hal
ini disebabkan karena kurangnya makanan yang dikonsumsi sang anak.
4. Dasar
untuk menjadi gemuk
Bayi
yang minum dari botol cenderung lebih gemuk daripada anak yang minum air susu
ibu, sehingga anak yang lebih berat akan lebih mudah menderita sakit gula dan
sakit jantung pada dewasa nanti.
5. Kebiasaan
fisiologis
Kebiasaan
fisiologis antara lain : kebiasaan makan, kebiasaan tidur, dan kebiasaan
pembuangan.
Jika kebiasaan masa
bayi masih dilakukakan hingga dewasa maka perkembangan anak akan tidak baik.
F.
Sebab-Sebab
Ketidakbahagiaan Bayi
1. Kesehatan
yang buruk
Bayi
memiliki kesehatan yang buruk, maka mereka cenderung rewel dan mudah marah.
2. Tumbuhnya
gigi
Tumbuhnya
gigi adakalanya sakit pada situasi ini bayi akan lebih rewel dan negativistik.
3. Keinginan
mandiri
Kebanyakan
bayi menolak bantuan orang lain saat ingin mandiri. Tetapi orang tua kadang
tidak peka sehingga ia bersikap mogok dengan marah.
4. Meningkatnya
kebutuhan kasih sayang
Bayi
menghendaki perhatian lebih banyak, tetapi jika tidak terpenuhi maka bayi
merasa tidak dicintai oleh orang tuanya.
5. Kecewa
dengan peran orang tua
Karena
orang tua terlalu mengagungkan perannya, maka anak merasa tidak nyaman pada
tahun kedua. Kekecewaan diungkapkan dalam kurang hangatnya hubungan dengan
bayi.
6. Permulaan
disiplin
Setelah
bayi berumur 1 tahun banyak orang tua yang mengangap waktunya anak untuk
disiplin. Tetapi anak tidak menganggap demikian. Justru anak menganggap tidak
mendapat kasih sayang.
7. Penganiayaan
anak
Jika
penanaman disiplin dilakukan dengan menerapkan hukuman badan maka anak akan
ketakutan dengan siksaan.
8. Meningkatnya
kebencian antarsaudara
Dalam
keluarga besar biasanya bayi diserahkan kepada kakaknya, sedang bayi merasa
jika kakanya tidak menyukainya. Karena lebih di sayang oleh orang tuanya.